Pengikut

Sabtu, 02 April 2011

NIAT BELAJAR KUNGFU


Dari kecil saya belajar berbagai beladiri asing, mulai dari Karate Inkai di kawasan pasar minggu , Tae Kwon Do Protector di kelapa dua  Jakarta Barat , dan Kempo di kawasan Depok. Semuanya dimulai dengan mendaftar, beli baju, langsung mulai latihan. latihan standar, diawali pemanasan dan peregangan, langsung satset latihan jurus dan tehnik.
Saat belajar salah satu aliran silat betawi yang markasnya di pertukangan jakarta barat, saya mendapat pengalaman yang berbeda. Selain peregangan dan pemanasan, ada pembacaan doa dan niat untuk mulai belajar silat di awal latihan. Rasanya berbeda, lebih hikmat dan terasa lebih bermakna, tapi pada saat itu saya tidak tahu kenapa.
Bertahun-tahun kemudian saat mendengarkan wejangan dari salah seorang pengajar Margaluyu, saya baru mudeng. membacakan niat itu seperti pengucapan pada diri sendiri untuk menegaskan tujuan akhir yang ingin dicapai dengan belajar silat tersebut. Dengan kata lain, memberi sugesti pada tubuh, hati dan pikiran untuk mencapai tujuan tersebut. Kenapa sih niat awal mempelajari silat jadi penting? jawabannya saya juga baru dapatkan setelah bertahun-tahun kemudian.
Niat akan menentukan tujuan, dan tujuan akan menetapkan hasil akhir yang diperoleh.
Misalnya, kalau niat awal mempelajari silat (atau beladiri lain) adalah untuk menjadi ‘kuat’ maka secara tidak langsung, tubuh, hati dan pikiran kita terkonsentrasi menggunakan latihan beladiri itu untuk membuat tubuh kita menjadi lebih kuat. hasilnya, ya.. jadi lebih kuat. Beda lagi jika niat awalnya adalah melestarikan silat sebagai budaya, maka kemungkinan yang ditangkap maksimal oleh hati, pikiran dan tubuh adalah aspek-aspek kebudayaan dan metode pengajaran dalam latihan beladiri itu. Akibat persepsi yang berbeda itu maka ada orang yang setelah belajar silat lebih cocok sebagai guru, atau pelatih, sementara orang yang lain lagi malah menjadi petarung.
Niat awal sangat penting. Niat yang salah bisa-bisa membuat hasil akhirnya salah. Misalnya
niat awalnya adalah mendalami beladiri sebagai seni murni. Seringkali sang murid jadi tenggelam di sudut filosofi gerakan dan pernafasan sehingga lupa bahwa beladiri bukan sekedar seni tapi jalan hidup. Beladiri punya tujuan saat diciptakan yaitu membela pemiliknya dari ancaman luar dan dalam diri. Kalau tidak bisa diaktifkan sebagai pranata membela diri, maka tujuan beladiri itu justru jadi tidak tercapai.
makanya kesenian bukanlah tujuan akhir dari bela diri. Menyimpan semua teori dan gerakan  dalam persepsi seni tanpa menerapkannya di dunia nyata malah akan menyempitkan dan merendahkan nilai beladiri itu sendiri. Beladiri adalah jalan yang memiliki tujuan di dunia nyata, bukan hanya di angan-angan.
Atau misalnya karena niat yang dipancangkan adalah mencari kekuatan sebesar-besarnya, sang murid pun belajar segenap titik lemah manusia, bagaimana memukul, menendang, memiting atau membanting orang dengan cara paling menyakitan, belajar berbagai macam senjata untuk melukai musuh, dan terus mencari cara baru berlatih untuk memperkuat fire power nya.  Setelah bertahun-tahun berlatih pasti merasa sayang tidak mencoba kekuatannya, makin lama semakin berusaha mencari lawan lebih berat dan pertarungan yang lebih brutal. bisa-bisa hasilnya setelah menguasai beladiri tersebut sang murid malah menjadi tukang berkelahi dan menyakiti orang.
Jika niatnya mencari kekuatan, pasti akan terus ada kekosongan di hati sang murid. Pasalnya, diatas langit pasti masih ada langit yang lain, dengan pergerakan cunia beladiri yang dinamis dan terus berkembang tak mungkin ada orang yang bisa memproklamirkan diri sebagai tak terkalahkan. kalau mencoba menjadi yang terkuat sang murid akan terpaksa bertarung dan terus bertarung, melupakan esensi dasar beladiri sebagai alat membangun hati, pikiran dan tubuh, bukan sekedar pembangun tubuh.
Lagi pula kekuatan bukan tujuan akhir beladiri, terutama pada silat. Kalau kamu kemudian benar-benar menjadi petarung terhebat, melakukan ratusan pertarungan tak terkalahkan dan tak ada lagi yang berani melawan, kemudian apa yang kamu lakukan? di puncak dunia kamu akan kesepian dan tak punya lagi tujuan. Kemungkinan terbesar akan jadi frustasi dan mandek berlatih beladiri. Ingat pertarungan bukan tujuan sebuah beladiri ! pertarungan hanyalah alat yang digunakan jika tidak bisa dihindari.
Jadi niat seperti apa yang tepat saat mulai belajar silat atau beladiri lain?
Seorang rekan saya yang mempelajari kungfu cina menyatakan bahwa tujuan akhir dari mempelajari kungfu adalah untuk mengerti dunia di luar tubuh dan dunia di dalam tubuh. intinya adalah menyatukan kedua dunia itu dalam sinergi yang menguatkan keseimbangan alam secara keseluruhan. Sederhananya menyatukan diri dengan alam.
Jika penyatuan telah terjadi, akan melibatkan hati, perasaan; sehingga tak ada sedih berlebihan dan gembira yang terlalu, pikiran, tenaga (chi) tubuh dan alam. Saat itu
Saya sendiri diajari untuk berniat mempelajari Silat sebagai sebuah proses tak berhenti untuk memperbaiki diri. Silat bukan tujuan, tapi hanyalah salah satu jalan untuk mencapai tujuan sebagai manusia yang lebih sempurna. Kebetulan saya memilih jalan itu, dan karena saya beragama Islam, tujuannya adalah beribadah (mengabdi) kepada Allah penguasa sekalian alam. Mengabdi sebagai bagian dari dunia yang diciptakan Allah, untuk mewujudkan harmoni dan equilibrium melalui  jalan yang saya pilih, yaitu jalan beladiri… sedikit mirip dengan kata-kata teman saya itu.
saya sendiri tidak berani mengatakan niat apa yang tepat, karena saya masih berada di tengah jalan menuju tujuan, tapi banyak tulisan dan wejangan para guru besar yang menunjukkan arahnya.
penting di sadari agar jangan sampai kita memulai dengan niat yang salah, misalnya menjadi kuat agar bisa balas dendam, atau menjadi sakti supaya ditakuti orang, atau jago beladiri supaya bisa mengancam orang. Niat seperti penunjuk arah, kalau niatnya salah, tujuan akhir pun pasti melenceng.  Meskipun demikian harus disadari, sulit sekali mengetahui kesalahan itu saat masih melalui perjalanan, kita mungkin baru sadar kesalahan itu pada saat tiba di tujuan dan saat itu sudah terlambat untuk mengubahnya. Jadi pastikan niat untuk belajar beladiri didasari sesuatu yang baik, agar hasilnya juga baik.

Jumat, 01 April 2011

BERIMAN PADA HARI AKHIR


Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Hari Akhir disebut demikian sebab tidak ada hari setelahnya. Perlu diketahui bahwa al-Qur`an menetapkan lima fase yang dilalui oleh setiap orang: fase ketiadaan, fase alam rahim, fase dunia, fase alam Barzakh dan yang terakhir adalah alam akhirat.
Fase pertama ditetapkan oleh firman Allah, “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Al-Insan: 1).
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” (Al-Baqarah: 28).
Fase kedua ditetapkan oleh firman Allah,“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.” (Az-Zumar: 6).
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ditetapkan oleh firman Allah,“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78).
“Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya.” (Al-Haj: 5).
Fase ketiga ini adalah fase ujian, ia merupakan tolak ukur kebahagiaan dan kesengsaraan untuk fase selanjutnya. Firman Allah, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk: 2).
Fase keempat ditetapkan oleh firman Allah, “Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 100).
Fase kelima merupakan tujuan akhir, ia ditetapkan oleh firman Allah, “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat.” (Al-Mukminun: 15-16).
Dalil yang menetapkan kewajiban beriman kepada Hari Akhir berjumlah banyak, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Yang pertama hadir dalam bentuk perintah beriman kepada Hari akhir dan penetapan bahwa beriman kepada Hari Akhir termasuk sifat orang-orang yang beriman. Yang kedua tentang penetapan terhadap sebagian perkara hari Akhir seperti kebangkitan, hisab, pembagian buku catatan amal dan lain-lain.
Dalil yang pertama seperti firman Allah,“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari Kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 62).
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (Al-Baqarah: 177).
Sabda Nabi saw,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُوْلِهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ .
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalil yang kedua seperti firman Allah tentang kebangkitan, “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (At-Taghabun: 7).
Firman Allah tentang hisab dan pembagian buku catatan,“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, ‘Celakalah aku.’ Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Al-Insyiqaq: 6-12).
Di antara perkara pokok yang menjadi pertentangan antara Rasulullah saw dengan masyarakat jahiliyah adalah kehidupan sesudah kematian. Masyarakat jahiliyah menganggap mustahil dan tidak nalar kalau jasad yang sudah habis dimakan tanah dihidupkan kembali. Di dalam al-Qur`an Allah menyampaikan ucapan-ucapan mereka yang mengungkapkan pengingkaran mereka terhadap kehidupan setelah kematian. Firman Allah, “Mereka berkata, ‘Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan ? Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!” (Al-Mukminun: 82-83).
“Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.” (Qaaf: 3).
Penyair mereka berkata,
أمَوتٌ ثُمَّ بَعْثٌ ثُمَّ حَشْرٌ
حَدِيْثُ خُرَافَةٍ يَا أُمَّ عَمْرٍو
Karena kuatnya pengingkaran mereka terhadap kebangkitan sesudah kematian maka al-Qur`an menyanggah dan meyakinkan mereka dengan metode:
Al-Qur`an menetapkan kodrat dan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-makhluk yang besar lagi agung. Selanjutnya al-Qur`an menetapkan jika Allah berkuasa menciptakan makhluk-makhluk tersebut lalu apa yang menghalangi Allah untuk menghidupkan orang mati di mana ia lebih mudah? Firman Allah, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqaf: 33).
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ghafir: 57).
Al-Qur`an menetapkan bahwa Allah menciptakan manusia yang sebelumnya dalam ketiadaan, selanjutnya al-Qur`an menetapkan jika Allah mampu menciptakan manusia dari ketiadaan niscaya lebih mudah bagiNya mengembalikan manusia yang sebelumnya telah ada karena siapa pun mengetahui bahwa mengembalikan yang sudah ada lebih mudah daripada menciptakan dari ketiadaan. Firman Allah, “Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya. Dan bagiNya-lah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Ar-Rum: 27).
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (Yasin: 78-79).
Al-Qur`an mengajak manusia melihat kepada bumi yang mati lalu Allah menurunkan air dari langit dan menghidupkan bumi. Bukankah ini adalah menghidupkan setelah kematian? Firman Allah, “Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Haj: 5).
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Az-Zukhruf: 11).
Al-Qur`an menetapkan peistiwa-peristiwa penghidupan sebagian orang yang mati di dunia ini sebagai bukti tidak terbantahkan akan kekuasaan Allah dalam menghidupkan setelah mematian. Firman Allah, “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman, ‘Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaannya agar kamu mengerti.” (Al-Baqarah: 72-73).
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka, ‘Matilah kamu,’ kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Al-Baqarah: 243).

CARA MELAKSANAKAN WUDHU

1. Apabila seorang muslim mau berwudhu maka hendaknya ia berniat di dalam hatinya kemudian membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sebab Rasulullah SAW bersabda “Tidak sah wudhu orang yg tidak menyebut nama Allah” . Dan apabila ia lupa maka tidaklah mengapa. Jika hanya mengucapkan “Bismillah” saja maka dianggap cukup.
2. Kemudian disunnahkan mencuci kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali sebelum memulai wudhu.
3. Kemudian berkumur-kumur .
4. Lalu menghirup air dgn hidung lalu mengeluarkannya.
Disunnahkan ketika menghirup air di lakukan dgn kuat kecuali jika dalam keadaan berpuasa maka ia tidak mengeraskannya krn dikhawatirkan air masuk ke dalam tenggorokan. Rasulullah bersabda “Keraskanlah di dalam menghirup air dgn hidung kecuali jika kamu sedang berpuasa.”
5. Lalu mencuci muka. Batas muka adl dari batas tumbuhnya rambut kepala bagian atas sampai dagu dan mulai dari batas telinga kanan hingga telinga kiri. Dan jika rambut yg ada pada muka tipis maka wajib dicuci hingga pada kulit dasarnya. Tetapi jika tebal maka wajib mencuci bagian atasnya saja namun disunnahkan mencelah-celahi rambut yg tebal tersebut. Karena Rasulullah selalu mencelah-celahi jenggotnya di saat berwudhu.
6. Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku krn Allah berfirman “dan kedua tanganmu hingga siku.” .
7. Kemudian mengusap kepala beserta kedua telinga satu kali dimulai dari bagian depan kepala lalu diusapkan ke belakang kepala lalu mengembalikannya ke depan kepala. Setelah itu langsung mengusap kedua telinga dgn air yg tersisa pada tangannya.
8. Lalu mencuci kedua kaki sampai kedua mata kaki krn Allah berfirman “dan kedua kakimu hingga dua mata kaki.” . Yang dimaksud mata kaki adl benjolan yg ada di sebelah bawah betis. Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci berbarengan dgn kaki. Orang yg tangan atau kakinya terpotong maka ia mencuci bagian yg tersisa yg wajib dicuci. Dan apabila tangan atau kakinya itu terpotong semua maka cukup mencuci bagian ujungnya saja.
9. Ketika berwudhu wajib mencuci anggota-anggota wudhunya secara berurutan tidak menunda pencucian salah satunya hingga yg sebelumnya kering. Hal ini berdasar hadits yg diriwayatkan Ibn Umar Zaid bin Sabit dan Abu Hurairah bahwa Nabi senantiasa berwudu secara berurutan kemudian beliau bersabda “Inilah cara berwudu di mana Allah tidak akan menerima shalat seseorang kecuali dgn wudu seperti ini.” .
10. Boleh mengelap anggota-anggota wudhu seusai berwudhu.
Sunnah Wudhu
1. Disunnatkan bagi tiap muslim menggosok gigi sebelum memulai wudhunya krn Rasulullah bersabda “Sekiranya aku tidak memberatkan umatku niscaya aku perintah mere-ka bersiwak tiap kali akan berwudhu.” (Riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’).
2. Disunnatkan pula mencuci kedua telapak tangan tiga kali sebelum berwudhu sebagaimana disebutkan di atas kecuali jika setelah bangun tidur maka hukumnya wajib mencucinya tiga kali sebelum berwudhu. Sebab boleh jadi kedua tangannya telah menyentuh kotoran di waktu tidurnya sedangkan ia tidak merasakannya. Rasulullah bersabda “Apabila seorang di antara kamu bangun tidur maka hendaknya tidak mencelupkan kedua tangannya di dalam bejana air sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali krn sesungguhnya ia tidak mengetahui di mana tangannya berada .” .
3. Disunnatkan keras di dalam meng-hirup air dgn hidung sebagaimana dijelaskan di atas.
4. Disunnatkan bagi orang muslim mencelah-celahi jenggot jika tebal ketika membasuh muka .
5. Disunnatkan bagi orang muslim mencelah-celahi jari-jari tangan dan kaki di saat mencucinya krn Rasulullah bersabda “Celah-celahilah jari-jemari kamu.” .
6. Mencuci anggota wudhu yg kanan terlebih dahulu sebelum mencuci anggota wudhu yg kiri. Mencuci tangan kanan terlebih dahulu kemudian tangan kiri dan begitu pula mencuci kaki kanan sebelum mencuci kaki kiri.
7. Mencuci anggota-anggota wudhu dua atau tiga kali namun kepala cukup diusap satu kali usapan saja.
8. Tidak berlebih-lebihan dalam pemakaian air krn Rasulullah berwudhu dgn mencuci tiga kali lalu bersabda “Barangsiapa mencuci lbh maka ia telah berbuat kesalahan dan kezhaliman.”
Nah itulah cara melakukan wudhu serta sunnahnya!

RUMUS EXEL (DIPEROLEH BERLIAN MUHAMMAD ARIF)


1. Cell : merupakan bagian terkecil dari worksheet yng dapat diisi dengan jumlah karakter (max. 255 karakter) isi cell dapat berupa value, formula atau text. Contoh : cell A3, cell D5
2. Worksheet (lembar Kerja) : merupakan kumpulan dari 256 kolom dan 65536 baris.
3. Workbook (buku kerja) : merupakan kumpulan dari 256 worksheet (berlabel sheet1 sampai sheet 256)
4. Range : merupakan sekelompok cell yang akan mendapataksi sama sesuai perintah yang anda jalankan. Pemberian alamat/ address dilakukan mulai dari cell sudut kiri atas sampai cell sudut kanan bawah. Contoh : A4:D6 → range mulai dari cell A4 sampai cell D6
5. Alamat Relatif : merupakan alamat yang jika dituliskan kedalam bentuk rumus atau fungsi akan berubah jika dicopy ke cell lain.
Contoh : cell berisi formula A5*6 ,B3 dicopy ke C5 formula pada C5 berubah menjadi B8*6
6. Alamat Semi Absolut : merupakan alamat yang dituliskan dengan tanda $ didepan baris atau kolomsehingga nilai tidak akan berubah.
Contoh : Cell B1 berisi formula $A1*7,B1 dicopy kan ke D5 formula pada D5 menjadi $A5*7
7. Alamat Absolut : merupakan alamat yang dituliskan dengan tanda $ didepan baris dan kolom.tekan tombol F4 untuk menghasilkan alamat absolut pada formula bar. Contoh : cell B1 berisi formula $A$1&5,B1 dicopy kan ke C3 formula pada C3 menjadi $A$1*5
8. Name Box : menunjukkan pada cell/ range yang aktif saat itu. Anda dapat juga membuat nama range melalui kotak nama disebelah kiri formula bar.
Contoh : Holla nama lain range A5:G7
Menulis Rumus
1.Operasi Logika
Dibawah ini terdapat operasi logika anda dapat menggunakan operasi resali atau perbandingan dengan lambang yang digunakan pada Excel dan fungsinya sebagai berikut :
a. = : sama dengan
b. > : lebih besar dari
c. < : lebih kecil dari d. >= : lebih besar atau sama dengan
e. <= : lebih kecil atau sama dengan f. <> : tidak sama dengan
2. Menggunakan Fungsi
Fungsi sebenarnya adalah rumus yang sudah ada disediakan oleh Excel 2003, yang akan membantu dalam proses perhitungan. Kita tinggal memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Umumnya penulisan Fungsi harus dilengkapi dengan argumen, baik erupa angka, label, rumus, alamat sel atau range. Argumen ini harus ditulis dengan diapit tanda kurung ().
A.Fungsi Logika
Fungsi logika adalah fungsi yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan fungsi logika yang digunakan adalah :
1. Fungsi If :
Bentuk penulisannya : =If(kondisi,nilai jika benar,nilai jika salah)
Contoh : =If(A5<17,”anak-anak”,”dewasa”)>30,”panas”,if(A5>0,”hangat”,”dingin”))
2. Fungsi String
Fungsi string berfungsi untuk mengubah isi text numeric menjadi bilangan
1. Fungsi VALUE :
digunakan untuk merubah nilai value menjadi nilai text,
penulisannya : =VALUE(text)
2. Fungsi FIND :
digunakan untuk menghasilkan posisi substring dari sebuah string atau suatu nomor yang dicari,penulisannya : =FIND(cari text,pada text,mulai nomor)
3. Fungsi MID
digunakan untu mengambil karakter tertentu dari sederet karakter, penulisannya : =MID(text,posisi awal,jumlah karakter)
4. Fungsi LEFT atau RIGHT :
digunakan untuk mengambil substring sebelah kiri atau kanan string, penulisannya =LEFT atau =RIGHT(text,jumlah karakter)
5. Fungsi REPLACE :
digunakan untuk menggantikan substring dengan substring lain dalam sebuah string (sederetan karakter atau karakter),
penulisannya : =REPLACE(text lama,nomor awal,jumlah karakter,text baru)
6. Fungsi CONCATENATE :
digunakan untuk menggabungkan string menjadi satu kalimat maksimal 30 string,
penulisannya : =CONCATENATE(text1,text2,…)
B. Fungsi Tabel :
Fungsi HLOOKUP dan VLOOKUP digunakan untuk membaca tabel secara vertikal (VLOOKUP) atau secara horizontal (HLOOKUP),
penulisanya : =HLOOKUP(lookup_value,table_array,row_index_num,…)
=VLOOKUP(lookup_value,table_array,row_index_num,…)
Fungsi yang sering digunakan
1. fungsi Sum :
Digunakan untuk menjumlahkan sekumpulan data pada satu range, penulisannya : =SUM(number1,number2,..)
2. Fungsi Average :
Digunakan untuk mencari nilai rata-rata,
penulisannya : =average(number1,number2,…)
3. Fungsi Max :
Digunakan untuk mencari nilai tertinggi dari sekumpulan data, penulisannya : =max(number1,number2,…)
4. Fungsi Min:
Digunakan untuk mencari nilai terendah dari sekumpulan data, penulisannya : =max(number1,number2,…)
5. fungsi Count :
Digunakan untuk menghitung jumlah data dari range yang kita pilih
6. Fungsi Stedev :
Digunakan untuk menentukan standart devisiasi dari suatu range, penulisannya : =stedev(number1,number2,…)
7. Fungsi Var :
Digunakan untuk menentukan nilai varience dari suatu range, penulisannya : =var(number1,number2,…)

SURAT AR-RAHMAN BUNYINYA DAN TERJEMAHNYA (DIPEROLEH BERLIAN MUHAMMAD ARIF)


1
الرَّحْمَنُ

(Tuhan) Yang Maha Pemurah,
(QS. 55:1)

2
عَلَّمَالْقُرْآنَ

Yang telah mengajarkan Al quran.


3
خَلَقَالْإِنسَانَ

Dia menciptakan manusia.
(QS. 55:3)

4
عَلَّمَهُالْبَيَانَ

Mengajarnya pandai berbicara.
(QS. 55:4)

5
الشَّمْسُوَالْقَمَرُبِحُسْبَانٍ

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
(QS. 55:5)

6
وَالنَّجْمُوَالشَّجَرُيَسْجُدَانِ

Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.
(QS. 55:6)

7
وَالسَّمَاءرَفَعَهَاوَوَضَعَالْمِيزَانَ

Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
(QS. 55:7)

8
أَلَّاتَطْغَوْافِيالْمِيزَانِ

Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
(QS. 55:8)

9
وَأَقِيمُواالْوَزْنَبِالْقِسْطِوَلَاتُخْسِرُواالْمِيزَانَ

Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
(QS. 55:9)

10
وَالْأَرْضَوَضَعَهَالِلْأَنَامِ

Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk- (Nya),
(QS. 55:10)

11
فِيهَافَاكِهَةٌوَالنَّخْلُذَاتُ الْأَكْمَامِ

di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
(QS. 55:11)

12
وَالْحَبُّذُوالْعَصْفِوَالرَّيْحَانُ

Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
(QS. 55:12)

13
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:13)

14
خَلَقَالْإِنسَانَمِنصَلْصَالٍكَالْفَخَّارِ

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
(QS. 55:14)

15
وَخَلَقَالْجَانَّمِنمَّارِجٍمِّن نَّارٍ

dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
(QS. 55:15)

16
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.
(QS. 55:16)

17
رَبُّالْمَشْرِقَيْنِوَرَبُّالْمَغْرِبَيْنِ

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
(QS. 55:17)

18
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:18)

19
مَرَجَالْبَحْرَيْنِيَلْتَقِيَانِ

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
يَخْرُجُمِنْهُمَااللُّؤْلُؤُوَالْمَرْجَانُ

Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
وَلَهُالْجَوَارِالْمُنشَآتُفِي الْبَحْرِكَالْأَعْلَامِ

Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
كُلُّمَنْعَلَيْهَافَانٍ

Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
وَيَبْقَىوَجْهُرَبِّكَ ذُوالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
يَسْأَلُهُمَن فِيالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِكُلَّيَوْمٍ هُوَفِي شَأْنٍ

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
سَنَفْرُغُلَكُمْأَيُّهَاالثَّقَلَانِ

Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
يَامَعْشَرَالْجِنِّوَالْإِنسِإِنِ اسْتَطَعْتُمْأَنتَنفُذُوامِنْأَقْطَارِالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِفَانفُذُوا لَاتَنفُذُونَإِلَّابِسُلْطَانٍ

Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
يُرْسَلُعَلَيْكُمَاشُوَاظٌمِّن نَّارٍوَنُحَاسٌفَلَاتَنتَصِرَانِ

Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya).
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
فَإِذَاانشَقَّتِالسَّمَاءفَكَانَتْ وَرْدَةًكَالدِّهَانِ

Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
فَيَوْمَئِذٍلَّايُسْأَلُعَن ذَنبِهِإِنسٌ وَلَاجَانٌّ

Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
بَيْنَهُمَابَرْزَخٌلَّايَبْغِيَانِ

antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
(QS. 55:20)                                
]                   
                   
41
يُعْرَفُالْمُجْرِمُونَبِسِيمَاهُمْفَيُؤْخَذُبِالنَّوَاصِيوَالْأَقْدَامِ
Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.
(QS. 55:41) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

42
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:42) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

43
هَذِهِجَهَنَّمُالَّتِييُكَذِّبُبِهَاالْمُجْرِمُونَ
Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.
(QS. 55:43) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

44
يَطُوفُونَبَيْنَهَاوَبَيْنَحَمِيمٍ آنٍ
Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya.
(QS. 55:44) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

45
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:45) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

46
وَلِمَنْخَافَمَقَامَرَبِّهِجَنَّتَانِ
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga.
(QS. 55:46) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

47
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
(QS. 55:47) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

48
ذَوَاتَاأَفْنَانٍ
Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.
(QS. 55:48) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

49
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:49) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

50
فِيهِمَاعَيْنَانِتَجْرِيَانِ
Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir.
(QS. 55:50) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

51
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:51) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

52
فِيهِمَامِن كُلِّفَاكِهَةٍزَوْجَانِ
Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.
(QS. 55:52) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

53
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:53) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

54
مُتَّكِئِينَعَلَىفُرُشٍبَطَائِنُهَامِنْإِسْتَبْرَقٍوَجَنَىالْجَنَّتَيْنِدَانٍ
Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.
(QS. 55:54) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

55
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Mana nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:55) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

56
فِيهِنَّقَاصِرَاتُالطَّرْفِلَمْ يَطْمِثْهُنَّإِنسٌقَبْلَهُمْوَلَاجَانٌّ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
(QS. 55:56) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

57
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:57) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

58
كَأَنَّهُنَّالْيَاقُوتُوَالْمَرْجَانُ
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
(QS. 55:58) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

59
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:59) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

60
هَلْجَزَاءالْإِحْسَانِإِلَّاالْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(QS. 55:60) ::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
                                        
                          
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
وَمِندُونِهِمَاجَنَّتَانِ

Dan selain dari dua syurga itu ada dua syurga lagi.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
مُدْهَامَّتَانِ

Kedua syurga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيهِمَاعَيْنَانِنَضَّاخَتَانِ

Di dalam kedua syurga itu ada dua mata air yang memancar.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيهِمَافَاكِهَةٌوَنَخْلٌوَرُمَّانٌ

Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيهِنَّخَيْرَاتٌحِسَانٌ

Di dalam syurga-syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
حُورٌمَّقْصُورَاتٌفِيالْخِيَامِ

(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
لَمْيَطْمِثْهُنَّإِنسٌقَبْلَهُمْوَلَاجَانٌّ

Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
مُتَّكِئِينَعَلَىرَفْرَفٍخُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّحِسَانٍ

Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
تَبَارَكَاسْمُرَبِّكَ ذِيالْجَلَالِوَالْإِكْرَامِ

Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia.