Pengikut

Sabtu, 02 April 2011

NIAT BELAJAR KUNGFU


Dari kecil saya belajar berbagai beladiri asing, mulai dari Karate Inkai di kawasan pasar minggu , Tae Kwon Do Protector di kelapa dua  Jakarta Barat , dan Kempo di kawasan Depok. Semuanya dimulai dengan mendaftar, beli baju, langsung mulai latihan. latihan standar, diawali pemanasan dan peregangan, langsung satset latihan jurus dan tehnik.
Saat belajar salah satu aliran silat betawi yang markasnya di pertukangan jakarta barat, saya mendapat pengalaman yang berbeda. Selain peregangan dan pemanasan, ada pembacaan doa dan niat untuk mulai belajar silat di awal latihan. Rasanya berbeda, lebih hikmat dan terasa lebih bermakna, tapi pada saat itu saya tidak tahu kenapa.
Bertahun-tahun kemudian saat mendengarkan wejangan dari salah seorang pengajar Margaluyu, saya baru mudeng. membacakan niat itu seperti pengucapan pada diri sendiri untuk menegaskan tujuan akhir yang ingin dicapai dengan belajar silat tersebut. Dengan kata lain, memberi sugesti pada tubuh, hati dan pikiran untuk mencapai tujuan tersebut. Kenapa sih niat awal mempelajari silat jadi penting? jawabannya saya juga baru dapatkan setelah bertahun-tahun kemudian.
Niat akan menentukan tujuan, dan tujuan akan menetapkan hasil akhir yang diperoleh.
Misalnya, kalau niat awal mempelajari silat (atau beladiri lain) adalah untuk menjadi ‘kuat’ maka secara tidak langsung, tubuh, hati dan pikiran kita terkonsentrasi menggunakan latihan beladiri itu untuk membuat tubuh kita menjadi lebih kuat. hasilnya, ya.. jadi lebih kuat. Beda lagi jika niat awalnya adalah melestarikan silat sebagai budaya, maka kemungkinan yang ditangkap maksimal oleh hati, pikiran dan tubuh adalah aspek-aspek kebudayaan dan metode pengajaran dalam latihan beladiri itu. Akibat persepsi yang berbeda itu maka ada orang yang setelah belajar silat lebih cocok sebagai guru, atau pelatih, sementara orang yang lain lagi malah menjadi petarung.
Niat awal sangat penting. Niat yang salah bisa-bisa membuat hasil akhirnya salah. Misalnya
niat awalnya adalah mendalami beladiri sebagai seni murni. Seringkali sang murid jadi tenggelam di sudut filosofi gerakan dan pernafasan sehingga lupa bahwa beladiri bukan sekedar seni tapi jalan hidup. Beladiri punya tujuan saat diciptakan yaitu membela pemiliknya dari ancaman luar dan dalam diri. Kalau tidak bisa diaktifkan sebagai pranata membela diri, maka tujuan beladiri itu justru jadi tidak tercapai.
makanya kesenian bukanlah tujuan akhir dari bela diri. Menyimpan semua teori dan gerakan  dalam persepsi seni tanpa menerapkannya di dunia nyata malah akan menyempitkan dan merendahkan nilai beladiri itu sendiri. Beladiri adalah jalan yang memiliki tujuan di dunia nyata, bukan hanya di angan-angan.
Atau misalnya karena niat yang dipancangkan adalah mencari kekuatan sebesar-besarnya, sang murid pun belajar segenap titik lemah manusia, bagaimana memukul, menendang, memiting atau membanting orang dengan cara paling menyakitan, belajar berbagai macam senjata untuk melukai musuh, dan terus mencari cara baru berlatih untuk memperkuat fire power nya.  Setelah bertahun-tahun berlatih pasti merasa sayang tidak mencoba kekuatannya, makin lama semakin berusaha mencari lawan lebih berat dan pertarungan yang lebih brutal. bisa-bisa hasilnya setelah menguasai beladiri tersebut sang murid malah menjadi tukang berkelahi dan menyakiti orang.
Jika niatnya mencari kekuatan, pasti akan terus ada kekosongan di hati sang murid. Pasalnya, diatas langit pasti masih ada langit yang lain, dengan pergerakan cunia beladiri yang dinamis dan terus berkembang tak mungkin ada orang yang bisa memproklamirkan diri sebagai tak terkalahkan. kalau mencoba menjadi yang terkuat sang murid akan terpaksa bertarung dan terus bertarung, melupakan esensi dasar beladiri sebagai alat membangun hati, pikiran dan tubuh, bukan sekedar pembangun tubuh.
Lagi pula kekuatan bukan tujuan akhir beladiri, terutama pada silat. Kalau kamu kemudian benar-benar menjadi petarung terhebat, melakukan ratusan pertarungan tak terkalahkan dan tak ada lagi yang berani melawan, kemudian apa yang kamu lakukan? di puncak dunia kamu akan kesepian dan tak punya lagi tujuan. Kemungkinan terbesar akan jadi frustasi dan mandek berlatih beladiri. Ingat pertarungan bukan tujuan sebuah beladiri ! pertarungan hanyalah alat yang digunakan jika tidak bisa dihindari.
Jadi niat seperti apa yang tepat saat mulai belajar silat atau beladiri lain?
Seorang rekan saya yang mempelajari kungfu cina menyatakan bahwa tujuan akhir dari mempelajari kungfu adalah untuk mengerti dunia di luar tubuh dan dunia di dalam tubuh. intinya adalah menyatukan kedua dunia itu dalam sinergi yang menguatkan keseimbangan alam secara keseluruhan. Sederhananya menyatukan diri dengan alam.
Jika penyatuan telah terjadi, akan melibatkan hati, perasaan; sehingga tak ada sedih berlebihan dan gembira yang terlalu, pikiran, tenaga (chi) tubuh dan alam. Saat itu
Saya sendiri diajari untuk berniat mempelajari Silat sebagai sebuah proses tak berhenti untuk memperbaiki diri. Silat bukan tujuan, tapi hanyalah salah satu jalan untuk mencapai tujuan sebagai manusia yang lebih sempurna. Kebetulan saya memilih jalan itu, dan karena saya beragama Islam, tujuannya adalah beribadah (mengabdi) kepada Allah penguasa sekalian alam. Mengabdi sebagai bagian dari dunia yang diciptakan Allah, untuk mewujudkan harmoni dan equilibrium melalui  jalan yang saya pilih, yaitu jalan beladiri… sedikit mirip dengan kata-kata teman saya itu.
saya sendiri tidak berani mengatakan niat apa yang tepat, karena saya masih berada di tengah jalan menuju tujuan, tapi banyak tulisan dan wejangan para guru besar yang menunjukkan arahnya.
penting di sadari agar jangan sampai kita memulai dengan niat yang salah, misalnya menjadi kuat agar bisa balas dendam, atau menjadi sakti supaya ditakuti orang, atau jago beladiri supaya bisa mengancam orang. Niat seperti penunjuk arah, kalau niatnya salah, tujuan akhir pun pasti melenceng.  Meskipun demikian harus disadari, sulit sekali mengetahui kesalahan itu saat masih melalui perjalanan, kita mungkin baru sadar kesalahan itu pada saat tiba di tujuan dan saat itu sudah terlambat untuk mengubahnya. Jadi pastikan niat untuk belajar beladiri didasari sesuatu yang baik, agar hasilnya juga baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar