Pengikut

Kamis, 31 Maret 2011

KETELADANAN RASULSLLAH SAW.

  1. Keteladanan Rasulullah saw.

                Rasulullah adalah manusia paripurna yang diciptakan Allah di dunia. Segala keistimewaan diberikan kepadanya. Kehidupannya dihiasi dengan segala pernik keindahan. Akhlaknya menebar keharuman. Sirahnya bagai minyak kasturi bagi kehidupan. Pesan-pesannnya menyentuh setiap insan. Lembut perawakannya. Santun ucapan katanya. Padat ungkapan kalimatnya.
                Allah SWT berfirman:

    وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ  
    Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur. (QS al-Qalam [68]: 4)

                Istrinya tercinta, Aisyah pernah berkata:

    كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ ....
    Akhlaknya adalah Al-Qur’an .... (HR Ahmad)

                Demikian juga Rasulullah adalah sosok yang penyantun dan penyayang. Cinta menebarkan kemanfaatan dan menolak segala yang menimbulkan kemadharatan. Allah mengabadikan sifat itu dalam firman-Nya:

    لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ   

    Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS at-Taubah [9]: 128)
               
                Berikut kami sajikan beberapa contoh kesempurnaan sifat-sifat beliau dalam beberapa kisah berikut yang diceritakan kembali oleh para perowi hadis. Bukan hanya pengakuan dari sahabatnya, melainkan juga para musuhnya. Itulah kelebihan yang dimiliki Rasulullah sehingga siapa pun ikut mengaguminya. Meskipun sebagai manusia pilihan yang mendapat kepercayaan untuk menyampaikan risalah, Rasulullah selalu bersikap tenang dan penyayang kepada siapa pun. Bahkan, pada binatang pun beliau sangat menyayanginya, sebagaimana kisah di bawah ini.

    Keimanan Uqa’il pada Islam

    Uqa'il bin Abi Thalib pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad saw. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat peristiwa ajaib yang menjadikan hatinya bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama adalah ketika Rasulullah saw. akan mendatangi hajat untuk membuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu dan katalah kepadanya bahwa Rasulullah berkata agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi penutup baginya karena sesungguhnya Rasulullah akan mengambil air wudu dan buang air besar."
                Uqa'il pun keluar dan pergi menemui pohon-pohon itu. Akan tetapi, sebelum dia menyelesaikan tugas itu, ternyata pohon-pohon sudah tumbang dari akarnya dan sudah mengelilingi Rasulullah saw. Peristiwa kedua adalah ketika Uqa'il merasa sangat haus dan sudah mencari air ke mana-mana, tetapi tidak ditemui. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya, serta katakan, "Jika pada dirimu ada air, berilah aku minum!"
                Uqa'il pun segera pergi mendaki gunung itu dan berkata pada gunung itu, sebagaimana pesan Rasulullah saw. Akan tetapi, sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah bahwa aku sejak Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud, ’Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ..." (QS At-Tahrīm [66]: 6). "Aku menangis karena takut kalau aku menjadi batu itu sehingga tidak ada lagi air padaku."
                Peristiwa ketiga adalah ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Rasulullah saw., tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah. Kemudian unta itu berkata, ”Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu.” Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datang dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab kampung membawa pedang terhunus, Nabi Muhammad saw. berkata, "Apa yang akan kamu lakukan dengan unta itu?”
    Orang kampung itu menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harga yang mahal, tetapi dia tidak mau taat atau jinak sehingga akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan).”
    Rasulullah saw. bertanya pada unta, "Mengapa engkau mendurhakai dia?"
    Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak mendurhakainya dari satu pekerjaan, tetapi aku mendurhakainya karena perbuatannya yang buruk. Di bersama kabilah-kabilahnya tiur dan meninggalkan shalat Isya’. Seandainya ia mau berjanji kepadamu untuk mengerjakan shalat Isya’, aku berjanji tidak akan mendurhakainya lagi karena aku takut kalau Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka, padahal aku berada di antara mereka."
                Akhirnya, Nabi Muhammad saw. membuat perjanjian dengan orang Arab kampung itu bahwa dia tidak akan meninggalkan shalat Isya'. Orang itu pun menyanggupinya. Kemudian Rasulullah saw. menyerahkan unta itu kepadanya dan dia pun kembali kepada keluarganya.
     
    Keutamaan Membaca Al-Qur’an

                Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah saw. sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia. Bahkan, setiap mukmin meyakini bahwa membaca Al-Qur’an merupakan amal atau ibadah yang mulia karena pembacanya akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat. Di antara keutamaan membacanya adalah sebagai berikut.

    1.         Di akhirat kelak, orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan berkumpul bersama malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang kesulitan membacanya mendapatkan pahala dua kali lipat.

    عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ (رواه البخاري ومسلم)

    Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an, nantinya akan berkumpul bersama para malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan, orang yang tersendat-sendat ketika membaca Al-Qur’an dan terasa berat atau sulit baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)


    2.         Membaca Al-Qur’an berarti melakukan investasi pahala.

    عَنِ ابْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذي)


    Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa membaca satu huruf kitab Allah (Al-Qur’an), ia akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa alif lām mīm itu satu huruf, tetapi ’alif’ satu huruf, ’lām’ satu huruf, dan ’mīm’ satu huruf.” (HR Turmudzi)

    3.         Membaca Al-Qur’an dengan baik dan merdu, akan dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya.

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ كَأَذَنِهِ لِنَبِيٍّ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ (رواه البخاري و مسلم)


    Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Allah tidak senang sebagaimana Nabi juga tidak senang mendengarkan suara merdu dan keras, kecuali suara merdu dari orang yang melagukan bacaan Al-Qur’an.” (HR Bukhari dan Muslim)

    4.         Bacaan Al-Qur’an akan menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya di hari kiamat.


    عَنْ أَبِى ُأمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ:  سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه المسلم)
               
    Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahiliy bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, ”Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya bacaan Al-Qur’an itu akan datang di hari kiamat sebagai syafaat bagi para pembacanya.” (HR Muslim)

    5.         Allah SWT memakaikan mahkota kepada orang tua yang anaknya membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya.

    قاَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا (رواه أبو داود)

               
    Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, akan dipakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya kelak di hari kiamat. Cahaya mahkota itu lebih baik daripada cahaya matahari di dalam rumahnya di dunia jika matahari tersebut berada di rumah kalian. Maka bagaimana persangkaan kalian dengan orang yang mengamalkannya?” (HR Abu Daud)

               
    Keistimewaan Product Al-Qur’an Tiga Serangkai
    1.      Al-Qur’an Wanita
    a.       Dilengkapi doa khatam Al-Qur’an.
    b.      Dilengkapi dengan ilmu tajwid.
    c.       Dilengkapi dengan tata cara membaca Al-Qur’an.
    d.      Dilengkapi dengan uraian keutamaan membaca Al-Qur’an.
    e.       Dilengkapi dengan nama lain surat Al-Qur’an.
    f.       Dilengkapi dengan daftar juz.
    g.      Mengidentifikasi ayat-ayat yang berbicara sekitar wanita.
    h.      Pewarnaan ayat dan terjemah Al-Qur’an yang berbicara tentang wanita.
    i.        Penerjemahan nama-nama surat.
    j.        Dilengkapi indeks ayat-ayat yang berbicara tentang wanita.
    k.      Dilengkapi pembahasan-pembahasan fiqih sekitar wanita dan permasalahannya.

    2.      Al-Qur’an Terjemah
    a.       Dilengkapi doa khatam Al-Qur’an.
    b.      Dilengkapi dengan ilmu tajwid.
    c.       Dilengkapi dengan tata cara membaca Al-Qur’an.
    d.      Dilengkapi dengan uraian keutamaan membaca Al-Qur’an.
    e.       Dilengkapi dengan nama lain surat Al-Qur’an.
    f.       Dilengkapi dengan daftar juz.
    g.      Dilengkapi dengan indeks tematik ayat.

    3.      Mushaf Ta’lim
    a.       Dilengkapi doa khatam Al-Qur’an.
    b.      Dilengkapi dengan ilmu tajwid.
    c.       Dilengkapi dengan tata cara membaca Al-Qur’an.
    d.      Dilengkapi dengan uraian keutamaan membaca Al-Qur’an.
    e.       Dilengkapi dengan doa-doa pilihan.
    f.       Dilengkapi dengan tempat kosong untuk catatan penting.

    4.      Mushaf Tahajjud
    a.       Dilengkapi doa khatam Al-Qur’an.
    b.      Dilengkapi dengan ilmu tajwid.
    c.       Dilengkapi dengan tata cara membaca Al-Qur’an.
    d.      Dilengkapi dengan uraian keutamaan membaca Al-Qur’an.
    e.       Dilengkapi dengan doa-doa pilihan.
    Ukurannya besar sehingga memudahkan pembacanya meskipun dibaca dari jarak yang relatif jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar